Unsur-unsur Kalimat
Unsur-unsur Kalimat
Sebuah
kalimat membutuhkan beberapa unsur untuk membentuknya menjadi kalimat yang utuh
dan lengkap. Memang, kalimat harus mengandung unsur pokok yang terdiri dari
unsur subjek dan predikat. Namun, selain kedua unsur pokok tersebut, ada unsur
lain yang bersifat tidak wajib yang dapat digunakan untuk membentuk kalimat.
Unsur-unsur tersebut adalah objek, keterangan, dan pelengkap. Berikut ini akan
dipaparkan satu per satu unsur-unsur pembentuk kalimat yang dirujuk dari teori
Rahardi (2010:77-86) dan teori Wijayanti (2011:34-36).
1. Subjek
Subjek
adalah hal yang menjadi dasar tuturan atau pembicaraan. Oleh karena itu, subjek
menjadi salah satu unsur pokok pembentuk kalimat. Dalam sebuah kalimat, subjek
tidak selalu terletak di depan predikat. Terutama dalam kalimat pasif, subjek
dapat terletak di belakang predikat. Untuk mengidentifikasi subjek sebuah
kalimat, ada beberapa cara yang dapat digunakan. Pertama, subjek umumnya berbentuk nomina atau frasa
nominal atau dapat dinominalkan (termasuk pronominal). Kedua, subjek merupakan
jawaban dari pertanyaan apa/siapa + yang
+ predikat. Ketiga, subjek sebuah kalimat dapat ditemukan dari ciri
kepastiannya. Bentuk-bentuk kebahasaan yang belum pasti, harus dibuat pasti
dengan menambahkan kata ini, itu,
atau tersebut.
2. Predikat
Predikat
merupakan bagian yang menjelaskan subjek. Oleh karena itu, kehadiran unsur
predikat dalam sebuah kalimat sangat penting. Hal ini karena predikat
menjelaskan hal yang terjadi pada subjek. Untuk mengidentifikasi predikat
sebuah kalimat, ada beberapa cara yang dapat digunakan. Pertama, predikat
biasanya berupa verba, frasa verbal, adjektiva, frasa adjektival, frasa
numeral, frasa preposisional, dan frasa nominal. Kedua, predikat merupakan
jawaban dari pertanyaan mengapa/bagaimana
+ subjek. Ketiga, untuk menentukan sebuah predikat, kita dapat
menegasikannya. Predikat yang berupa kata kerja dan kata sifat dapat
dinegasikan menggunakan kata tidak,
sedangkan jika predikatnya berupa nomina atau kata benda dapat dinegasikan
dengan kata bukan.
3. Objek
Objek
merupakan unsur kalimat yang melengkapi predikat kata kerja aktif transitif
sebagai hasil yang dikenai perbuatan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi sebuah objek. Pertama, objek hadir dalam sebuah kalimat
jika predikat kalimat itu merupakan predikat kata kerja aktif transitif. Kedua,
objek selalu terletak di belakang predikat. Dalam hal ini objek tidak pernah
mendahului atau berada di depan predikat. Ketiga, objek dapat menempati posisi
subjek jika kalimat itu dipasifkan. Keempat, objek tidak dapat diawali kata
depan atau preposisi. Kelima, objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal.
4. Pelengkap
Pelengkap
tidak sama dengan objek. Perbedaan ini terletak bahwa pelengkap tidak dapat
menempati posisi subjek jika kalimat itu dipasifkan. Untuk mengidentifikasi
pelengkap, ada beberapa ciri dari pelengkap. Pertama, pelengkap biasanya
berfungsi untuk melengkapi predikat kata kerja intransitif dan selalu terletak
di belakang kata kerja. Kedua, pelengkap tidak dapat diawali oleh preposisi atau
kata depan. Ketiga, kata kerja yang mendahului pelengkap merupakan kata kerja
yang berawalan ber-, ter-, ke-an, ber-an,
ber-kan, dan bentuk merupakan
serta menjadi. Keempat, pelengkap
juga biasanya berkategori nomina atau frasa nominal.
5. Keterangan
Keterangan
merupakan bagian kalimat yang menerangkan subjek atau predikat. Sebenarnya,
keterangan tidak wajib hadir dalam sebuah kalimat. Karena tanpa adanya
keterangan, kalimat tersebut tetap saja dapat berciri gramatikal. Fungsi
hadirnya keterangan dalam sebuah kalimat adalah meluaskan atau membatasi makna
subjek atau predikat. Untuk mengidentifikasi keterangan dalam sebuah kalimat,
ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan. Pertama, keterangan bisa didahului
atau diawali oleh preposisi atau kata depan. Kedua, keterangan dapat terletak
di awal, tengah, atau akhir kalimat. Artinya, letak keterangan dalam sebuah
kalimat relatif bebas.
Daftar Pustaka
Rahardi, Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.Wijayanti, Sri Hapsari, dkk. 2011. Dari EYD ke Esai. Jakarta: Universitas Atma Jaya.