Kemasan Logam

kemasan Logam atau keleng merupakan teknik dalam dunia industri untuk pengemasan produk yang berfungsi sebagai wadah dan pelindung setiap produknya. Jurnal kemasan pada logam ini diharapkan mampu untuk memamaparkan apa pengertian kemasan logam, fungsi pengemasan logam, jenis-jenis kemasan logam dan pengemasan kaleng pada pangan. Berikut daftar isi jurnal mengenai kemasan logam;



kemasan logam

Pengantar

Kemasan logam atau kaleng merupakan inovasi dalam dunia industri baik makanan, minuman ataupun kemasan lainnya. Sifat logam sebagai kemasan digunakan untuk melindungi dan mempertahankan kualitas isi atau produk di dalamnya. Kaleng terbuat dari kandungan baja berlapis timah dilain tempat dan perkembangannya kaleng di buat dengan bahan aluminium.

Saat ini perkembangan kemasan logam semakin cepat, diimbangi dengan teknologi yang semakin maju. Pemilihan kemasan dengan menggunakan logam harus menjadi pertimbangan sesuai dengan produk atau barang yang akan dikemas. Perbandingan kemasan logam dengan kemasan sederhana seperti plastik semakin bersaing. Biaya pengemasan dengan plastik memang menjadi pilihan terkini karena biaya yang cenderung murah. Namun untuk Perkembangannya plastik menjadi bahan yang sulit untuk di hancurkan dan menyebabkan isu lingkungan yang masih menjai persoalan sampai saat ini.

Kompetisi makanan cepat saji yang aman bagi kesehatan merupakan peranan penting bagi industri produk makanan dan lainnya. Inovasi untuk menghadirkan produk yang aman digunakan dan terlindung dari kontaminasi wadah atau kemasan sedang tingkatkan untuk tujuan kesehatan dan kebergunaan produk itu sendiri. Hal tersebut merupakan simpulan bahwa industri bidang makanan memang sedang berusaha dan memperdalam tingkat kualitas dari produk mereka.

Tingkat kebutuhan akan pangan dan produk kemasan logam semakin meningkat karena gaya hidup masyarakat saat ini. Tidak jarang dampak kesehatan pangan dari almunium atau logam ini menjadi alasan kesehatan tersebut, mengingat kandungan yang terdapat pada logam memiliki daya kontaminasi yang benar-benar harus dikaji secara mendalam baik kontaminasi mikroba atau bahan lain dari isi yang dikemas itu sendiri

Dari semua penjelasan diatas membuktikan bahwa kemasan logam dipilih untuk mempertahankan isi atau bahan di dalamnya. Logam sebagai pengemas/kemasan memiliki sifat yang khusus yaitu kekuatan untuk melindungi isi. Dengan demikian logam merupakan pilihan bila makanan atau bahan memang harus dalam kondisi yang dibutuhkan.


Sejarah Kemasan Logam (kaleng)

Awal mula pengemasan dengan logam atau pengalengan menurut berbagai sumber diawali oleh Nicolas Appert. Nicolas dikenal juga sebagai bapak pengemasan, diketahui pada tahun 1804 melakukan pengalengan yang sudah tersistem. Proses pengalengan dibantu lima puluh pekerja dan menjadikan sistem pengalengan ini mulai dikenal. Gagasan proses pengalengan oleh Nicolas Appert belum patenkan secara tertulis. Dalam konsep pengalengan ini masih dikenal dengan wadah kaca untuk mengawetkan bahan makanan.

Philippe de Girard kebangsaan Prancis memiliki gagasan pengalengan yang disampaikan kepada pedagang Inggris Peter Durand untuk mematenkan gagasan pengemasan dengan logam tahun 1810.

Durand menjual hak patennya kepada dua orang inggris, Bryan Donkin dan Jhon Hall. Mereka memperbaiki kualitas dan proses yang dilakukan dipabriknya yang berlokasi di Southwark Park Road, London. Donkin dan Hall mengawali pabrik pengalengan komersial dan memproduksi kaleng timah untuk Angkatan Laut Inggris.

Kaleng disegel dengan timah dengan bantuan solder, hal ini disinyalir menyebabkan keracunan yang terjadi pada ekspedisi Arkrik Sir Jhon Franklin tahun 1845. Awak kapal mengalami keracunan timah yang parah diduga akibat makanan yang dikemas dengan kaleng. Namun penlitian terbaru mengenai peristiwa tersebut menunjukan bahwa keracunan lebih disebabkan oleh sistem pipa air pada kapal tersebut.

Pengemasan dilanjutkan di tahun 1901 di Amerika Serikat oleh American Can Company yang saat itu memproduksi 90% kaleng atau pengemasan logam di Amerika serikat.  

Sejarah Kemasan Logam Indonesia

Kemasan logam di Indonesia sudah ada sejak jaman kerajaan. Logam dijadikan kemasan yang memiliki nilai prestise tersendiri, yang dijadikan sebagai penentu jabatan atau strata penggunannya. Penggunaan logam pada jaman kerajaan digunakan untuk mengemas minuman atau alat minum kalangan bangsawan atau raja.

Perkembangan kemasan kaleng di Indonesia berkembang dengan adanya industri dan pabrik-pabrik luar yang memiliki kelola di dalam negeri. Hal ini menjadi pendorong dan inovasi bagi para pengusaha lokal untuk bersaing meningkatkan isi kemsan tetap aman dengan menggunakan logam sebagai wadah untuk produknya. Hal tersebut berkembang sejalan dengan era teknologi, kebutuhan dan budaya masyarakat saat ini, makanan instan menjadi kebutuhan pokok untuk masyarakat yang tinggal di daerah pekerja dan sibuk.

Karakteristik Sifat Kemasan Logam

Kemasan logam memiliki sifat sebagai berikut.

  1. Mempunyai kekuatan dan daya tahan yang tinggi.
  2. Barrier yang baik untuk gas, uap, debu yang cocok digunakan untuk kemasan hermetis.
  3. Toksin yang rendah (kontaminasi memungkinkan pada bahan yang dikemas)
  4. Tahan terhadap perubahan dan suhu yang ekstrim.
  5. Memiliki desain yang menarik dan elegan untuk meningkatkan branding.

Untuk melengkapi berikut tabel sifat dan karakteristik kemasan logam

Tabel perbandingan karakteristik logam dan non logam

Logam Non Logam
Penghantar (konduktor) panas dan listrik yang baik Konduktor yang buruk, isolator yang baik
Dapat ditempa atau dibengkokkan dalam keadaan padat Rapuh dan tidak dapat ditempa
Mempunyai kilap logam Kilap non logam
Tidak tembus pandang Beberapa jenis bersifat tembus pandang (translusid)
Densitas tinggi Densitas rendah
Berbentuk padat (kecuali merkuri) Berbentuk padat, cair atau gas

Sumber : Syarief et al., 1989

Desain Kemasan Logam (kaleng)

Rata-rata kaleng berbentuk tabung silinder dengan tutup bulat sejajar dan simetris secara vertikal tidak jarang terdapat juga kemasan logam berbentuk persegi atau kotak. Pembuatan bagian wadah atau penampung memiliki diameter atau ukuran lebih kecil dibandingkan bagian tutupnya. Bentuk penutup kaleng juga bermacam-macam; baik dengan ring putar, engsel dan congkel.

Pertengahan abad ke-20 pada produksi susu mulai dikemas dengan kaleng yang nyaris tanpa lipatan atau bingkai yang menonjol. Pengemasan mulai rapi dan hampir sempurna. Kaleng berbentuk silinder yang terbuat dari lempengan disatukan dengan perekat semacam solder dilakukan dengan cepat. Pada waktu itu kemasan ini membuat beberapa orang kawatir dengan kandungan timah atau logam dapat mempengaruhi susu didalamnya.

Bahan Kemasan Logam (kaleng)

Pada awalanya berbahan timah menimbulkan biaya produksi yang tehitung mahal, sehingga pada saat itu kemasan dengan kaleng memiliki sudut pandang yang ekslusif. Namun pada abad ke-20 kaleng dibuat dengan lempengan tipis baja yang relatif murah dan lebih kuat, disisi lain baja timah juga masih digunakan.

Diberbagai tempat kemasan kaleng berbahan aluminium mulai diunakan pada tahun 1957. Kemasan logam berbahan aluminium  lebih murah dibandingkan baja berlapis timah dengan ketahanan yang sama. Kaleng berbahan aluminium jauh lebih mudah. Selain pembuatan yang mudah proses dan cara membuka kemasan tidak sesulit kemasan logam berbahan baja berlapis timah. Pada perkembangannya sebagian besar kaleng makanan di inggris dilapisi plastik yang mengandung bisphenol A (BPA). Proses pembuatan kemasan dengan lapisan BPA diteliti (2013) berpotensi membahayakan terhadap kesehatan.

Jenis kemasan logam pengemas pangan

Jenis kemasan logam yang digunakan untuk pengemasan pangan.

  1. kaleng tinplate
    • banyak digunakan dalam industri makanan dan komponen utama untuk tutup botol atau jars.
      timah (tin plate) merupakan pionir kemsan dengan bahan logam. Timah terdiri dari : lembaran dasar baja dilapisi timah putih (Sn) dengan cara pencelupan dalam timah cair panas (hot dipping) atau dengan elektrolisa. Cara mencelupkan baja ke timah panas adalah cara yang tradisional pembuatan kemasan dengan logam. Pelapisan dengan cara elektrolisa adalah cara yang lebih moderen yaitu pelapisan dengan menggunakan listrik galvanis sehingga dihasilkan lapisan timah yang lebih tipis dan rata.
      Pembuatan kaleng plat timah secara tradisional dilakukan dengan memukul besi hingga gepeng dan tipis kemudian direndam dalam larutan asam hasil fermentasi, sehingga prosesnya disebut dengan pickling.
      Pada pembuatan kaleng plat timah secara mekanis , pengasaman dilakukan dengan menggunakan asam sulfat, sedangkan proses pelembaran dengan menggunakan tekanan tinggi. Lembaran plat timah ini dapat dibuat menjadi kaleng yang berbentuk hollow (berlubang), atau flat can yaitu kaleng yang digepengkan baru kemudian dibentuk kembali.
  2. kaleng alumunium,
    • digunakan untuk minuman bersoda dan sejenisnya.
      Jenis kaleng atau kemasan logam almunium berbahan logam tipis. Bagian terdiri dari satu lempeng yang disatukan dengan dipanaskan di bagian kedua ujung sisinya. Kemasan keleng ini lebih banyak dijumpai karena bahan dan bentuknya lebih enak dilihat dan digemgam karena ukuran dan bentuknya rerata uang berukuran kecil.
  3. alumunium foil,
    • digunakan untuk mengemas industri makanan ringan, susu bubuk, dan makanan kedap udara lainnya. Dengan demikian bentuk dan variasi pengemasan logam berbahan alumunium foil sering digunakan untuk mengemas makanan yang rentan dengan suhu dan keadaan tertentu. Selain itu alumunium foil sering digunakan untuk media menggolah makanan dengan cara di panggan.

Ukuran Kemasan Logam

Kaleng saat ini banyak memiliki berbagai macam varian bentuk. Sesuai dengan kebutuhan dan nilai estetis setiap brand. Nilai kebutuhan merupakan pilihan tersendiri untuk jenis produk dan bahan pangan yang akan dikemas. Berikut tabel ukuran kemasan logam yang digunakan di saat ini.

Tipe Dimensi ( cm) Kapasitas (ons) Produk
6Z 5.3 x 8.1 6.08
8Z Short 5.2 x 7.6 7.93
8Z Tall 5.2 x 8.2 8.68
No. I (Picnic) 6.8 x 12.4 10.94
No.211 Cylinder 6.8 x 12.4 13.56
No.300 9.8 x 11.3 15.22 Saus dan kacang-kacangan
No.300 Cylinder 9.8 x 14.1 19.40
No.I Tall 9.36 x 11. 9 16.70
No.303 8.09 x 11.1 16.88 Kaleng jus, sup dan buah
No.303 Cylinder 8 x 14.1 21.86
No.2 Vacuum 8.7 x 8.5 14.71
No.2 8.7 x 11.5 20.55 Kaleng Jus, Sup dan Buah
Jumbo 8.7 x 14.2 25.80
No.2 Cylinder 8.7 x 14.6 26.40
No. 1.25 10.3 x 6 13.81
No. 2.5 10.3 x 11.9 29.79 Buah dan Sayur
No.3Vacuum 10.8 x 8.7 23.90
No.3 Cylinder 10.7 x 19.3 51.70
No.5 13 x 14.2 59.10 Buah, Jus dan Sayur
No.10 15.7 x 18.2 109.43 Buah dan sayur

Popular posts from this blog

Ebook Javascript Gratis Bahasa Indonesia pdf (dasar)

4 Ide Kursi dari Kayu Palet Bekas